Punya uang banyak bukan berarti membuat orang jadi lebih ahagia, tetapi seks dapat membuat orang merasa bahagia dan lebih kaya. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa seks lebih membahagiakan daripada uang.
Namun penelitian ini bukan berarti menyepakati bahwa tidak punya uang namun aktif secara seksual adalah rahasia untuk hidup bahagia.
Meskipun banyak orang berpendapat bahwa orang yang punya banyak uang bisa banyak bercinta, namun nyatanya orang yang punya banyak uang tidak banyak bercinta.
Setelah menganalisa data mengenai aktivitas seksual dan tingkat kebahagiaan dari 16.000 orang, peneliti menyimpulkan bahwa seks sangat berkaitan dengan kebahagiaan.
Peneliti memperkirakan bahwa frekuensi bercinta yang meningkat dari sekali sebulan menjadi sekali seminggu setara dengan jumlah kebahagiaan yang dihasilkan dengan mendapat tambahan uang US$ 50.000 atau sekitar Rp 458,7 juta menurut pendapatan rata-rata orang Amerika.
"Bukti yang kita lihat adalah uang menawarkan sejumlah kebahagiaan, tapi nyatanya tidak sebanyak yang diduga oleh para ekonom. Kami harus melihat ke psikolog dan menyadari bahwa ada hal lain yang benar-benar lebih penting," kata David Blachflower, ekonom dari Dartmouth College seperti dilansir WebMD, Selasa (1/5/2012).
Penelitian Blachflower dibantu oleh Andrew Oswald dari University of Warwick di Inggris dan diterbitkan oleh National Bureau of Economic Research. Keduanya pada dasarnya emperkirakan berapa banyak uang setara dengan kebahagiaan yang dihasilkan dari seks.
Menurut pendapat umum, orang berpendapat bahwa memiliki lebih banyak uang bukan berarti bisa lebih banyak bercinta. Peneliti melihat tidak ada perbedaan antara tingkat berhubungan seks dengan tingkat pendapatan.
Tapi peneliti menemukan bahwa seks memiliki efek kebahagiaan yang besar pada orang dengan tingkat pendidikan yang tinggi daripada orang dengan status pendidikan yang lebih rendah.
Secara keseluruhan, orang-orang yang merasa paling bahagia adalah orang yang paling banyak bercinta. Orang yang sudah menikah mengaku 30% lebih bahagia dibandingkan yang masih lajang.
Peneliti bahkan menghitung bahwa pernikahan yang langgeng sama dengan kebahagiaan yang dihasilkan dari mendapatkan tambahan uang US$ 100.000 atau sekitar Rp 917 juta pertahun. Sedangkan perceraian membuat orang harus kehilangan kebahagaiaan setara kehilangan uang US$ 66.000 atau sekitar Rp 605,5 juta per tahun.
Manakah yang lebih meningkatkan kebahagiaan, uang atau seks mungkin bisa diperdebatkan. Tapi perhitungan ekonometrik mengkonfirmasi apa yang telah lama diketahui para psikolog. Orang yang menganggap dirinya bahagia biasanya lebih banyak melakukan aktivitas seksual.
"Banyak penelitian menegaskan bahwa orang yang depresi disebabkan kurang berhubungan seks. Sebaliknya, jika tidak tertekan maka akan lebih merasa senang sehingga bisa lebih sering melakukan hubungan seks," ujar psikolog dan terapis seks Robert Hatfield, Ph.D., dari Universitas Cincinnati.
Peneliti sampai saat ini masih menyelidiki apakah seks menyebabkan kebahagiaan atau orang yang bahagia cenderung banyak berhubungan seks. Tetapi ada bukti bahwa kebahagiaan dan seks saling mempengaruhi satu sama lain.
(Dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar